Sabtu ini tepat di warung starbucks dekat pamulang gue dan partner melajur ke warung starbucks yang gak jauh dari tempat tinggal, iya cuman berdua aja karena niatnya mau menukarkan kupon yang tersebar di line tentang 'buy 1 get 1' only di starbucks. Karena gue pikir kupon beli satu gratis satu sama aja dengan harga per satu minumannya sekitar 25.000. Kan murahhhh! Bikin ngilerrrr! Karena tanpa adanya promo starbucks, mau minum di warung sbux tiga bulan sekali itu belum tentu... Gak akan sanggup malahaaannn!!! Bener-bener miris.
Lanjut ke cerita, gue tiba di warung dan langsung suruh partner untuk buka ponsel tentang kupon beli satu gratis satu. Tapi sayang enggak bisa, karena ponsel partner enggak ada data internet dan ponsel gue juga enggak ada data internet. Jadilah kita gembel modem! Bhak! Nunggu giliran antrian, gue tanya ke mas-mas sbux...
"Mas, promo buy one get one di line ada kan?"
"Iya ada. Tunjukin aja kuponnya" jawab mas warung sbux
"Tapi saya gak ada data internet. Ada wifi gak?"
"Ada. Namanya starbucks klik aja langsung aktif."
Gue suruh partner cek modem gratisan sembari gue melihat-lihat menu apa yang bakal gue pesan. Tapi ternyata gue melihat minuman yang dipajang seharga 29k. Dua hari yang lalu ada promo satu minuman seharga 29k, gue kira promo itu udah selesai tapi ternyata masih berlaku sampai akhir februari. Terbelalak lah mata gue. Tanpa pikir panjang gue pun langsung pesan promo seharga 29k. Partner gue pun ikut-ikutan. Gue pesan rasa frapucino, partner pesan rasa green tea latte yang warnanya ijo ijo kalbu. Saat ditanya namanya gue menjawab dengan nama "nana" tapi entah apa yang di tulis si mas-mas benar atau enggak. Lihat kelanjutannya
***
Setelah bayar orderan sembari menunggu minumannya matang gue bergerak arah ke meja waiting pesanan. Enggak lama minuman pertama tiba dengan nama orderan "WAN" dan dibenak gue tersirat bahwa 'oke itu bukan minuman gue. Tapi mana ya orang yang punya minuman?' Minuman disediakan tanpa ada yang mengambil, tanpa dicari yang punya bahkan. Gue kembali menunggu. Karena kelamaan gue mengambil ponsel di tas, menyambungkan modem wifi ke ponsel dan EH tersambung yes! Gue senang. Tapi sayang, kekuatan modemnya hanya cetek, untuk menunggu pesan di whatsup aja lama banget. Karena kelamaan gue berdiam diri aja melihat-lihat sekeliling mencari sosok nama Wan yang minumannya udah jadi dari lama tapi masih belum diambil juga, gue ngeri aja itu minuman keambil orang lain.
Antrian pelanggan dibelakang gue pun sampai usai, sampai nunggu di meja waiting orderan bareng gue, berdiri samping-sampingan sama gue. Dua minuman selanjutnya dateng yaitu rasa frapucino cokelat pesanan gue tapi dengan nama "NANDA", dan green tea latte pesanan partner tapi dengan nama "NAN". Oke fix ini salah nama kayaknya. Entah salah nama atau memang ada yang memesan dengan nama ini. Tapi gue lihat sekeliling enggak ada orang yang nunggu sama antrian pesanan ini kecuali gue, orderan pertama udah ada WAN, orderan kedua ya gue, nana. Orderan ketiga minumannya belum jadi. Karena gue merasa minuman itu milik gue walaupun salah nama, atau milik majikan yang hilang gitu aja gak butuh minumannya, maka gue ambil aja dua pesanan tadi. Ambil sedotan dan tissue disebelahnya, beranjak deh ke bangku partner. Buka sedotan, tusuk, seruput sampai lidah jadi basah. Ah seger!
Enggak lama gue sadar, ukuran minuman gue jauh lebih kecil daripada punya partner. Mulut menganga mata belalak kedap kedip.
Enggak begitu kelihatan perbedaannya tapi coba dilihat tinggi tutup botolnya agak beda. Lebih tinggi yang hijau daripada coklat. Karena tinggi botolnya beda padahal orderannya sama-sama seharga 29k, gak mungkin dong yang green tea latte dapet ukuran 16oz (medium) sementara gue tetap yang reguler. Gue jadi dilanda panik tapi aussss. Mau nyeruput tapi deg-deg an. Gue juga deg-deg an, nanda ini minuman gue atau orang lain.
Gue diomelin sama partner ngebucks kala itu, gue disuruh balik lagi tanya ke mas-mas sbux lebih jelasnya. Niatnya mau gue lakuin, tapi gue urungkan karena gue dilanda malu kalau memang gue yang salah. Maju ke meja kasir nanya-nanya tentang minuman aja rasanya malu, lebih malu lagi kalo emang gue ketauan salah ambil minum. GAK MAUUUU!!! Sama aja bunuh diri. HUAAAAA
Setengah jam berlalu gue diem-dieman. Nongkrong ala gagu. Dia kesel, gue bingung. Jadilah gagu. Untung gue bawa laptop, gue mainin aja sambil berusaha mencairkan suasana yang kacau tegang gue alami. Frapucino udah gue seruput berkali-kali sementara green tea partner sama sekali belum kesentuh. Gue dibilang cuma mikirin diri sendiri doang karena enggak menyelesaikan kasus minuman yang salah. Tapi gue coba bantah dengan omongan kalau gue enggak mikirin diri sendiri doang, gue justru lebih mikirin partner karena biar enggak kehausan parah makanya gue kasih minuman yang ukurannya jauh lebih banyak daripada frapucino gue, mulia sekali ya mba nana. Bisa-bisanya bertindak mulia dalam situasi nakal.
Tiba-tiba datang mas-mas warung sbux keliling meja pelanggan, gue duduk menatap laptop sembari sesekali memerhatikan mas-mas sbux. Gue mulai terbesit kalau ketahuan salah ambil, gue harus punya ancang-ancang untuk bicara apa. Hampir mas-mas sbux berdiri dekat meja gue, tapi setelah itu dia balik. Gue napas. Lega. Padahal gue udah mikir jawaban kalau-kalau terjadi sesuatu seperti ini...
Mas sbux: Mba, minuman green tea ini pesanan mba?
Mbanana: Iya
Mas sbux: Atas nama siapa?
Mbanana: Nana
Mas sbux: Coba baca tulisannya di cup (sambil nunjuk cup green tea)
Mbanana: Waktu sama mau ambil di antrian nunggu orderan, saya bacanya "NAN". Minuman frapucino saya aja namanya "NANDA" padahal saya mesannya dengan nama "NANA", saya pikir mas yang nulis nama sedikitbudeg enggak denger makanya salah nulis. Jadinya saya ambil aja karena saya kira memang ini minuman saya. Udah duduk baru saya baca teliti. Green tea ini namanya bisa jadi "WIN' bisa jadi "NAN". Saya kira orderan WIN udah selesai satu minuman doang enggak ada yang ngambil minumannya. Lalu orderan kedua datang, ya saya kira memang punya saya karena saya urutan kedua setelah WIN.
Begitu cuap cuap yang udah gue rancang di otak. Konyol banget kejadian kayak gini. Sama sekali bener-bener gak ada rekayasa atau dengan sengaja gue lakuin. Bingung, ini yang salah letaknya dimana? Apakah mas si pembuat nama? Bisa dilihat di cup green tea. "W" nya benar-benar mirip "N" atau salahnya ada di mata gue yang sedikit linu butuh dipijat?
Mas-mas sbux pergi, gue paksa partner buat minum. Minuman udah jadi, kejadian juga udah berlalu 45 menitan yang lalu dan minuman belum juga kesentuh. Gue mikir kalau si pemilik minuman si WIN udah lega minum green teanya. Permasalahan antara WIN sama mas-mas sbux juga pasti udah kelar. Gak mungkin diperpanjang kaya ulet, capek juga mereka, banyak urusan. Akhirnya gue menyelesaikan kasus dengan menjalaninya aja. Bagai gak ada tanggung jawab. Yah gak apa daripada gue kena malu. Lagipula bukan salah gue sepenuhnya. Mas sbux salah nulis, Win salah karena enggak ngejagain minumannya, gue salah persepsi. Emang dasar orang suka gini, udah tau salah, masih aja bela diri sendiri! Cukimay gak mau disalahin! Yah maklum... Manusiawi. Huehehehe
Antrian pelanggan dibelakang gue pun sampai usai, sampai nunggu di meja waiting orderan bareng gue, berdiri samping-sampingan sama gue. Dua minuman selanjutnya dateng yaitu rasa frapucino cokelat pesanan gue tapi dengan nama "NANDA", dan green tea latte pesanan partner tapi dengan nama "NAN". Oke fix ini salah nama kayaknya. Entah salah nama atau memang ada yang memesan dengan nama ini. Tapi gue lihat sekeliling enggak ada orang yang nunggu sama antrian pesanan ini kecuali gue, orderan pertama udah ada WAN, orderan kedua ya gue, nana. Orderan ketiga minumannya belum jadi. Karena gue merasa minuman itu milik gue walaupun salah nama, atau milik majikan yang hilang gitu aja gak butuh minumannya, maka gue ambil aja dua pesanan tadi. Ambil sedotan dan tissue disebelahnya, beranjak deh ke bangku partner. Buka sedotan, tusuk, seruput sampai lidah jadi basah. Ah seger!
Enggak lama gue sadar, ukuran minuman gue jauh lebih kecil daripada punya partner. Mulut menganga mata belalak kedap kedip.
Gue diomelin sama partner ngebucks kala itu, gue disuruh balik lagi tanya ke mas-mas sbux lebih jelasnya. Niatnya mau gue lakuin, tapi gue urungkan karena gue dilanda malu kalau memang gue yang salah. Maju ke meja kasir nanya-nanya tentang minuman aja rasanya malu, lebih malu lagi kalo emang gue ketauan salah ambil minum. GAK MAUUUU!!! Sama aja bunuh diri. HUAAAAA
Setengah jam berlalu gue diem-dieman. Nongkrong ala gagu. Dia kesel, gue bingung. Jadilah gagu. Untung gue bawa laptop, gue mainin aja sambil berusaha mencairkan suasana yang kacau tegang gue alami. Frapucino udah gue seruput berkali-kali sementara green tea partner sama sekali belum kesentuh. Gue dibilang cuma mikirin diri sendiri doang karena enggak menyelesaikan kasus minuman yang salah. Tapi gue coba bantah dengan omongan kalau gue enggak mikirin diri sendiri doang, gue justru lebih mikirin partner karena biar enggak kehausan parah makanya gue kasih minuman yang ukurannya jauh lebih banyak daripada frapucino gue, mulia sekali ya mba nana. Bisa-bisanya bertindak mulia dalam situasi nakal.
Tiba-tiba datang mas-mas warung sbux keliling meja pelanggan, gue duduk menatap laptop sembari sesekali memerhatikan mas-mas sbux. Gue mulai terbesit kalau ketahuan salah ambil, gue harus punya ancang-ancang untuk bicara apa. Hampir mas-mas sbux berdiri dekat meja gue, tapi setelah itu dia balik. Gue napas. Lega. Padahal gue udah mikir jawaban kalau-kalau terjadi sesuatu seperti ini...
Mas sbux: Mba, minuman green tea ini pesanan mba?
Mbanana: Iya
Mas sbux: Atas nama siapa?
Mbanana: Nana
Mas sbux: Coba baca tulisannya di cup (sambil nunjuk cup green tea)
Mbanana: Waktu sama mau ambil di antrian nunggu orderan, saya bacanya "NAN". Minuman frapucino saya aja namanya "NANDA" padahal saya mesannya dengan nama "NANA", saya pikir mas yang nulis nama sedikit
Begitu cuap cuap yang udah gue rancang di otak. Konyol banget kejadian kayak gini. Sama sekali bener-bener gak ada rekayasa atau dengan sengaja gue lakuin. Bingung, ini yang salah letaknya dimana? Apakah mas si pembuat nama? Bisa dilihat di cup green tea. "W" nya benar-benar mirip "N" atau salahnya ada di mata gue yang sedikit linu butuh dipijat?
Mas-mas sbux pergi, gue paksa partner buat minum. Minuman udah jadi, kejadian juga udah berlalu 45 menitan yang lalu dan minuman belum juga kesentuh. Gue mikir kalau si pemilik minuman si WIN udah lega minum green teanya. Permasalahan antara WIN sama mas-mas sbux juga pasti udah kelar. Gak mungkin diperpanjang kaya ulet, capek juga mereka, banyak urusan. Akhirnya gue menyelesaikan kasus dengan menjalaninya aja. Bagai gak ada tanggung jawab. Yah gak apa daripada gue kena malu. Lagipula bukan salah gue sepenuhnya. Mas sbux salah nulis, Win salah karena enggak ngejagain minumannya, gue salah persepsi. Emang dasar orang suka gini, udah tau salah, masih aja bela diri sendiri! Cukimay gak mau disalahin! Yah maklum... Manusiawi. Huehehehe