https://www.google.com/search?q=tamasya+mesin+waktu&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwix_KbXgKffAhWHbisKHZf8B5QQ_AUIDigB&biw=1366&bih=626#imgrc=IxFxqGraykPzIM:
29 Juli tahun 2018 lalu lekas melipir ke event dimana disana tempatnya kita anak era 90 bisa nostalgia sama yang lalu-lalu. Bagian yang lalu seperti bahagia, sedih, suka, duka, seperti mantan mainan, musik, jajanan, dan masih banyak lagi. Jadi apa yang di dapat disana? Langsung aja ku ceritakan disini. Jadi begini...
Sore hari terang, sampai disana dengan keadaan tempat yang lumayan ramai pengunjung. Entah mereka adalah keluarga, sepasang kekasih, gerombolan anak-anak beserta geng-an kapaknya, dan anak-anak kecil yang main kesana kesini. Sepertinya senyum era 90 sudah mulai mengembang disini...
Banyak permainan seru disana seperti lompat karet, galaksi, dan engklek. Untuk mainan-mainan lapangan seperti ini, mereka tim tamasya mesin waktu hanya menyediakan karet untuk lompat karet, gambaran di lapangan dan batu kecil untuk permainan lompat gunung, serta lapangan luas yang diberi garis-garis kotak untuk permainan galaksi. Kita cuma tinggal atur team dan main deh!
Ada tempat yang memang isi ruangannya hanya sekedar gambaran seperti diatas. Bisa untuk background foto nih. Bisa juga jadi tempat untuk mencari inspirasi pikiran. Jalan lagi kesana kemari, tertarik, "ada mainan yang bisa dicobaaa nih" pandangan terarah ke secarik kertas bergambar yang belum ada warnanya. Abang-abang penjaga menyodor kertas bergambar, segera memilih satu gambar orang lagi pacaran dalam bentuk anime. Segeralah diberi warna supaya cantik rupanya dan hasrat berubah jadi bahagia.
Setelah gambar selesai, abang-abang penjaga memberi satu hadiah Robot Gundam yeay! Senang rasanya dapat mainan masa lalu. Padahal di jaman anak-anak enggak pernah pegang mainan anak laki-laki, gundu pun enggak. Paling jauh mainan laki-laki cuma batu tujuh, galaksi, petak umpet (Itu semua pun juga mainan untuk gen pria dan wanita). Mainan tangan hanya barbie, masak-masakan, dan boneka.
Melipir ke tempat lain mencari sesuatu yang bisa membahagiakan lainnya. Ah! Ketemu satu tempat yang cukup menarik dimata. Banyak kursi empuknya dengan warna warni dan hiasan yang super duper menarik. Ternyata disana tempat nyaman untuk bisa menonton siaran televisi era channel 90an. Tak cuma sekedar menonton, banyak hidangan yang dijajakan di pinggirannya. Hidangan cemal cemil seperti sosis, telur gulung, dan aneka makanan lainnya. Puas deh rasanya!
Sengaja memilih teh leci sebagai peneman senja kala itu. Rasanya dingin dan sejuk serta satu buah yang tersedia di dalamnya mampu bikin hati dahaga dan puas akan kenikmatan kala itu. Bahagiaku di era nostalgia tahun 90 sudah mulai terasa. Senja sudah mulai hilang, matahari berganti bintang malam. Terang berganti gelap. Sontak lampu-lampu lucu mulai dinyalakan. Keliling lagi untuk mencari tahu semuanya
Jaman dulu chiki chuba selalu jadi incaran setiap istirahat pertama di sekolah. Harganya cuma lima ratus rupiah dan rasanya benar-benar gurih. Banyak teman-teman celamitan gara-gara chiki chuba. Bungkusnya yang kecil dan isinya yang enggak banyak, bikin kita penikmat chiki chuba selalu nagih dan nagih. Beli sampai lupa waktu, beli sampai habis uang yang penting menampol rasanya yes.
Cahaya malam sudah mulai menyala. Gelapnya dunia sudah meredup digantikan dengan cahaya gemerlap malam. Aku melipir mencari permainan lainnya. Ada layar-layar menyala disana dengan gambar-gambar anime yang masih agak kaku, seperti jaman kuno dulu. Game-game yang menyala disana buatku ingin mencoba semua permainan disana. Ah tapi sayang mengantri, jadi ku tunggu sampai orang-orang disana sudah bosan.
Permainan perang-perangan selalu jadi yang utama. Pingin rasanya mainan mario bros, tapi sayang mario bros cuma hanya ada di satu televisi sementara orang yang main disitu masih juga belum beranjak dan masih banyak orang-orang lainnya yang sudah mengantre di barisan belakang sana. Ya sudah deh, nikmati aja.
Berlalu hilir lagi, terdapat video game yang tidak terlalu ramai pengunjung. Mencoba main metal slug disana. Sepertinya seru walaupun bermainnya harus dengan berdiri. Ah tidak akan lama, tidak sampai lima menit. Paling juga hanya satu menit.
Sudah mulai larut. Cek sound diluar sana sudah sedikit bersenandung. Setelah puas bermain aku beranjak keluar melihat yura sudah mulai beraksi bawa suara. Cahaya gemerlap lampu panggung sudah nampak, hampir khilaf rasanya terbawa suasana. Selagi khilaf masih dalam batas positif, aku nikmati saja. Khilafku adalah karena iringan lagu terdengar santai, gejolak hasrat terbawa asmara, aku dirancau ingin menari hangat dan bersenandung ria rasanya. Malam itu rasanya peluhku damai.
Terlalu padat. Ingin lebih maju tapi sudah lelah rasanya. Bahagiaku mungkin sudah cukup di detik itu untuk nostalgia era 90an. Aku beranjak pulang, melupakan segala pedih yang lalu dan bahagia nostalgia masa kecilku kembali terasa, masih terkenang hingga detik ini kembali teringat lagi akan kejadian di masa kecil dulu. Era 90 adalah bahagia. Walaupun ada kenangan yang pahit, pedih, duka, biarlah terjadi, itu semua kan menjadi kenangan bahagia karena sesungguhnya segala kenangan yang terjadi merupakan suatu pembelajaran hidup yang harus dikenang, tanpa perlu dilupa.
I Love You Era 90. We gonna miss you.
With love,
Williana Nana