Ucapan untuk yang pertama kalinya. Tindakan sengaja untuk kedua bahkan ketiga kalinya. Oh tuhan aku sedih... kenapa hamba sedih kau biarkan merasa tuhan? Kenapa tak kunjung sudah? Tuhan, belum lama aku baca surat dari pacarku untuk mantan. Surat, sudah biasa, tak apa. Bukan brengsek, tapi kau kan sudah punya pacar, buat apa bertukar kata lagi ke mantan kekasih?
Hanya sebuah klise biasa. Bukan masalah. Kalaupun obrolannya panjang dan dalam juga tak masalah. Segala komunikasi itu bukan masalah, tapi kalau dihati ada tujuannya baru itu masalah.
Di perjalanan rusuh, kita bertengkar. Sengaja memang ku menekan dia supaya jujur segalanya. Sampai akhirnya kata demi kata terbuka, dengan lantang ucapnya lirih
"boleh ku berkata jujur?"
Boleh tentu saja. Kata-kata selanjutnya horror. Benar horror. Jangan dilanjut kalau takut pingsan. Aku saja nyaris pingsan, tapi untung imanku masih kuat.
"Masih mending mantan aku daripada kamu. Dia masih bisa menghargai aku" Begitu ucapnya.
Oh tuhan, hati mana yang tak terseok dengarnya? Kenapa mencinta harus sesakit ini tuhan? Kalau dipikir, lebih baik diputusi hubungan seperti mantan-mantanku daripada harus dibandingkan seperti itu. Orang mana yang bahagia bila dibandingkan?
Kisah dia dengan mantan, mantan menghargai tapi dia selalu selingkuh. Menghargai tapi dibalas dengan yang menyakitkan. Apa itu pantas? Memang kadang yang menyakiti itu jatuhnya jauh lebih sayang. Belum tentu...
Untuk Tuhan yang berada di surga sana. Aku benar sakit tuhan. Doaku sekarang, tolong jangan sakiti aku terus menerus, aku tahu engkau ingin buatku jadi lebih kuat, tapi tolong berikan jalan pintas saja.
Untuk dia yang ku kasihi... tak apa, tak apa hatiku tergores lagi dan lagi hanya karena benakmu masih berisi mantan. Bila memang kau dengannya nanti tua, itu lebih baik daripada harus denganku tapi benakmu masih memikirkan mantan.
Aku ikhlas supaya hidupku tenang.
Tahukah? Seburuk apapun dia, akan terlihat sempurna bila selalu cinta. Mantanmu masih terlihat indah dibenakmu, makanya, sampai nyaris satu tahun kita bersama kau masih selalu cinta dengan kekasih lamamu.
Dan satu pertanyaan ku kini, Apa kau menghargai hatiku disini?
Kau tak menghargai aku sebagai orang yang tulus padamu sayang. Kekurangan atau kelebihan apapun harusnya kau terima. Bukan kau bandingkan dengan kekasih lama. Nyaris mati rasanya ini hati.
Semoga suratku sampai ke dia yang berhati lembut tapi pandai menipu. Berkata sudah tak cinta kekasih lama tapi mata masih melihat kalau perempuan kecil itu jauh lebih sempurna.
Cinta kadang buatku tak habis pikir. Kenapa hidup harus berakhir dengan memiliki tambatan hati ya semesta?
Welcome blog Mba Nana
Diario Area | Diario Travel | Diario Outfit | Diario Love | Diario Diario
Sabtu, 22 April 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
About Me
Followers
total human
Popular Posts
-
Destinasi terakhir untuk wisata terakhir di Bandung adalah alun-alun yang letaknya di pusat kota kehidupan Bandung. Lampu-lampu malam y...
-
Sabtu ini tepat di warung starbucks dekat pamulang gue dan partner melajur ke warung starbucks yang gak jauh dari tempat tinggal, iya cuman ...
-
Mba nana mau kenalin ada taman baca asyik dan dijamin bikin pewe kalau agan-agan dan sista sekalian udah melancong kesitu! Yuk mari ce...
-
Halo. Balik lagi ke tulisan yang sama tentang ulang tahun ke 17 tahun dalam blog ini, kalau postingan sebelumnya tentang pembahasan &q...
-
Itulah menu enak yang dihidangkan dari restoran makanan Jepang "Sai Ramen" yang lokasinya berada di Synergy Building Alam Sutera...
-
Pernah dengarkah teman-teman mengenai sidang skripsi? Sidang skripsi semata-mata seperti sidang umumnya yang terdapat seorang hakim, jaks...
-
Ngomong-ngomong selamat ulang tahun corona di indonesia! Gak nyangka udah satu tahun aja hidup kita di muka bumi indonesia ini bersinggungan...
-
Seperti biasa setiap hari Jumat malam sepulang kerja biasanya gue arif dan divo tengah kumpul melakukan ritual pemanggilan arwah nongkrong ...
-
Hai semua! Pingin bilang kayak biasanya seperti "Hai gengs!" Tapi males semenjak ada orang yang suka ngikutin cara panggilan ...
-
Kangen banget naik gunung lagi setelah sekitar empat tahun lalu ngelakuin penanjakan terakhir dan selanjutnya aku vakum dalam selang wa...
Yang nyakitin itu jadi lebih sayang. Selama ini saya gak pernah nyakitin orang. Wah, saya nggak disayang berarti. :(
BalasHapusLho, terakhirnya itu foto plat motor? Tinggalin aja orang kayak gitu, Mbak.
*kabur naik motor*
Enggak pernah ngalami sih, tapi udah bisa bayangin gimana rasanya.
BalasHapusYaah, terkadang memang begitu, menyakitkan ._.